6. McMurdo Station, Antartika
McMurdo Station adalah fasilitas riset dan sains yang dioperasikan di Amerika Serikat, melalui Yayasan Sains Nasional. Lokasi McMurdo dekat dengan pangkalan yang didirikan penjelajah Inggris pada 1902 dan mulai dioperasikan pada 1956.
Penduduk McMurdo mencapai 1.258 jiwa, namun jumlah itu merosot drastis saat musim salju. Penduduk di sini harus kuat hidup di udara yang minus 10,28 derajat Celcius pada musim panas. Pada musim salju, jangan tanya, tak ada penerbangan ke wilayah ini. Namun, di pulau ini tetap ada akses internet lho!
Penduduk McMurdo mencapai 1.258 jiwa, namun jumlah itu merosot drastis saat musim salju. Penduduk di sini harus kuat hidup di udara yang minus 10,28 derajat Celcius pada musim panas. Pada musim salju, jangan tanya, tak ada penerbangan ke wilayah ini. Namun, di pulau ini tetap ada akses internet lho!
5. Pulau Easter , Chili
Pulau Easter terkenal akan patung megalitikumnya yang menjadi maskot. Pulau Easter terletak di 3.508 km dari Chili, Amerika Selatan.
Pulau seluas 168 km persegi ini hanya memiliki 4000 penduduk. Bangsa Polinesia dipercaya menjadi penduduk pertama yang menempati pulau ini, yang diperkirakan datang di antara 300-1200 SM.
Pulau seluas 168 km persegi ini hanya memiliki 4000 penduduk. Bangsa Polinesia dipercaya menjadi penduduk pertama yang menempati pulau ini, yang diperkirakan datang di antara 300-1200 SM.
4. Foula , Skotlandia
Foula merupakan pulau kecil yang terletak di utara Skotlandia. Pulau ini memiliki luas 11,26 km persegi dan hanya dihuni oleh 31 orang.
Penduduk pulau ini hidup secara tradisional dari kehidupan nelayan, namun akhir-akhir ini sektor pariwisata dan peternakan domba didorong untuk menaikkan kesejahteraan.
Sarana pelabuhan kurang memadai di pulau ini, namun ada bandara kecil untuk transportasi. Di pulau ini ada mercusuar yang tenaganya dari angin dan matahari.
Penduduk pulau ini hidup secara tradisional dari kehidupan nelayan, namun akhir-akhir ini sektor pariwisata dan peternakan domba didorong untuk menaikkan kesejahteraan.
Sarana pelabuhan kurang memadai di pulau ini, namun ada bandara kecil untuk transportasi. Di pulau ini ada mercusuar yang tenaganya dari angin dan matahari.
3. Pulau Ascension
Pulau Ascension terletak di bagian paling selatan Samudera Atlantik, sekitar 1.609 km dari Afrika Selatan.
Pulau ini di bawah administrasi Inggris dan ditemukan pertama kali oleh pengelana Portugis, Jaoao da Nova. Pulau ini juga merupakan pangkalan udara Inggris dan AS. Keberadaan pangkalan udara kedua negara telah memberikan kontribusi bagi pertumbuhan penduduknya yang sekitar 880 orang.
Mustahil menjadi penduduk pulau ini sebab semua penduduk harus memiliki kontrak kerja dengan suatu perusahaan yang ada di pulau itu atau anggota militer Inggris dan AS.
Pulau ini di bawah administrasi Inggris dan ditemukan pertama kali oleh pengelana Portugis, Jaoao da Nova. Pulau ini juga merupakan pangkalan udara Inggris dan AS. Keberadaan pangkalan udara kedua negara telah memberikan kontribusi bagi pertumbuhan penduduknya yang sekitar 880 orang.
Mustahil menjadi penduduk pulau ini sebab semua penduduk harus memiliki kontrak kerja dengan suatu perusahaan yang ada di pulau itu atau anggota militer Inggris dan AS.
2. Saint Helena
Saint Helena adalah pulau di sebelah selatan Samudera Atlantik, "tetangga" Tristan da Cunha dan Pulau Ascension. Pulau ini hanya memeliki luas 75 km persegi, didominasi puncak Gunung Diana, yang setinggi 818 meter.
Sedikitnya 4 ribu warga yang bermental kuat sudah menganggap Saint Helena sebagai rumah tinggalnya, mayoritas penduduk adalah keturunan penjajah Inggris. Penduduk Saint Helena hidup dari bekerja untuk pemerintah lokal, mengekspor hasil bumi seperti kopi dan pir berduri, serta bertanam serat rami Selandia Baru.
Penghasilan penduduk Saint Helena rata-rata 70 Poundsterling alias Rp 1,1 juta per minggu. Tak heran 1 dari 4 penduduk bermigrasi ke luar untuk mencari pendapatan yang lebih baik. Di sini juga ada jaringan internet, tapi leletnya minta ampun.
Kalau Anda mau ke Saint Helena, Anda harus berebut kursi dengan penduduk asli di pesawat militer Inggris, atau membeli tiket kapal yang berlabuh ke pelabuhannya setiap 30 tahun sekali.
Sedikitnya 4 ribu warga yang bermental kuat sudah menganggap Saint Helena sebagai rumah tinggalnya, mayoritas penduduk adalah keturunan penjajah Inggris. Penduduk Saint Helena hidup dari bekerja untuk pemerintah lokal, mengekspor hasil bumi seperti kopi dan pir berduri, serta bertanam serat rami Selandia Baru.
Penghasilan penduduk Saint Helena rata-rata 70 Poundsterling alias Rp 1,1 juta per minggu. Tak heran 1 dari 4 penduduk bermigrasi ke luar untuk mencari pendapatan yang lebih baik. Di sini juga ada jaringan internet, tapi leletnya minta ampun.
Kalau Anda mau ke Saint Helena, Anda harus berebut kursi dengan penduduk asli di pesawat militer Inggris, atau membeli tiket kapal yang berlabuh ke pelabuhannya setiap 30 tahun sekali.
1. Tristan da Cunha
Tristan da Cunha adalah pulau paling terpencil di dunia, 2.816 km dari Afrika Selatan. Daratan terdekat adalah di Saint Helena, sekitar 2.430 km.
Pulau ini ditemukan pada tahun 1.506 oleh pelaut Portugis Tristao da Cunha. Namun sang pelaut tidak mendiami pulau ini karena akses yang sulit dikepung oleh samudera yang ganas.
Akhirnya, pulau ini diambil alih di bawah Persemakmuran Inggris. Sebagian warga hidup di ibukota bernama 'Edinburg of The Seven Seas'. Pulau ini dulunya tidak memiliki kode pos, hingga akhirnya pada 2005 diberi kode pos TDCU 1ZZ, karena surat sering nyasar dan tak sampai.
Mayoritas penduduknya hidup dari perdagangan hasil bertani dan bekerja di pemerintahan lokal. Sumber pendapatan utamanya dari pabrik lobster.
Penduduk di pulau ini juga menghasilkan uang dari penjualan koin dan perangko dari kode pos yang unik. Biaya perawatan kesehatan bagi penduduk di sini gratis, tapi kalau sakit serius, harus menunggu kapal nelayan yang lewat untuk dibawa ke Afrika Selatan.
Pulau ini ditemukan pada tahun 1.506 oleh pelaut Portugis Tristao da Cunha. Namun sang pelaut tidak mendiami pulau ini karena akses yang sulit dikepung oleh samudera yang ganas.
Akhirnya, pulau ini diambil alih di bawah Persemakmuran Inggris. Sebagian warga hidup di ibukota bernama 'Edinburg of The Seven Seas'. Pulau ini dulunya tidak memiliki kode pos, hingga akhirnya pada 2005 diberi kode pos TDCU 1ZZ, karena surat sering nyasar dan tak sampai.
Mayoritas penduduknya hidup dari perdagangan hasil bertani dan bekerja di pemerintahan lokal. Sumber pendapatan utamanya dari pabrik lobster.
Penduduk di pulau ini juga menghasilkan uang dari penjualan koin dan perangko dari kode pos yang unik. Biaya perawatan kesehatan bagi penduduk di sini gratis, tapi kalau sakit serius, harus menunggu kapal nelayan yang lewat untuk dibawa ke Afrika Selatan.