Pada 1989, seorang teroris Libya meledakkan bom di dalam pesawat UTA Flight 772. Untuk menghormati 170 korban jiwa dalam ledakan pesawat itu, dibangunlah monumen di tengah Gurun Sahara. Tapi, siapa yang mau ke sini ya? Ledakan itu terjadi pada 19 September 1989. Seorang teroris dari Libya memasukkan bom ke dalam koper, lalu meledakkannya dalam pesawat milik maskapai Union des Transports Aeriens (UTA) nomor penerbangan 772. Ledakan itu terjadi persis saat pesawat berada di atas Gurun Sahara.



170 Orang terbunuh seketika. Serpihan bangkai pesawat jatuh ke lokasi terpencil di tengah gurun. Usai 18 tahun terbengkalai, para keluarga korban memutuskan untuk membangun monumen di lokasi tersebut tahun 2007.




Dari Atlas Obscura, pemerintah Libya menyantuni mereka dengan dana sebesar US$ 170 juta (sekitar Rp 1,7 triliun). Truk-truk membawa bebatuan ke tengah gurun tersebut, 70 Km melintasi padang pasir tak berkesudahan. Usai 2 bulan pembangunan di tengah cuaca yang `brutal`, monumen tersebut akhirnya rampung.




Monumen tersebut bisa dilihat dari angkasa. Bentuknya berupa kompas dengan gambar pesawat di tengahnya. Di salah satu ujung monumen terdapat 170 buah pecahan kaca, masing-masing mewakili korban yang meninggal dalam ledakan pesawat. Di ujung lainnya terdapat sayap pesawat yang berdiri tegak, dengan sebuah plakat berisi daftar nama para korban.




Walaupun begitu, monumen ini terlihat dari Google Maps lho. ane coba mengetik UTA Flight 772 di Google Maps, dan voila! Monumen ini tampak keren dengan bentuk pesawat dilihat dari langit.


Inilah monumen paling terpencil sedunia, berada di tengah-tengah Gurun Sahara. Berminat ke sana?
 
Top